MAKALAH KELOMPOK
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
“Deuteromycota”
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 2:
1. M.
MUSTARSIDIN (
E1A015030 )
2. MUH.
ILHAM ZARQONY (
E1A015036 )
3. NOVA
LISTIANA (
E1A015045 )
4. SITI
NURHALIZA (
E1A015056 )
KELAS B/ IV
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Jamur adalah keseluruhan bagian dari
fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media
mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung
pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut
hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel
eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.Tubuhnya terdiri
dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang
dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a.
Devisi Myxomycota
b.
Devisi Oomycota
c.
Devisi Zygomycota
d.
Devisi Ascomycota
e.
Devisi Basidiomycota
f.
Devisi Deuteromycota
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu Fungi?
2. Apa
itu divisi Deuteromycota?
3. Bagaimana
karakteristik divisi Deuteromycota?
4. Bagaimana
klasifikasi divisi Deuteromycota?
5. Bagaimana habitat dan siklus hidup Deuteromycota?
6. Bagaimana reproduksi Deuteromycota?
7. Bagaimana
peran Deuteromycota pada lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu Fungi
2. Untuk
mengetahui divisi Deuteromycota
3. Untuk
mengetahui karakteristik divisi Deuteromycota
4. Untuk
mengetahui klasifikasi divisi Deuteromycota
5. Untuk
mengetahui habitat dan siklus hidup Deuteromycota
6. Untuk
mengetahui reproduksi Deuteromycota
7. Untuk
mengetahui peran Deuteromycota pada lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fungi
Untuk hampir milyaran tahun kemapuan fungi menguraikan substansi
telah menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Kehidupan ini terbentuk
dari pemecahan senyawa karbon dan yang kemudian dibentuk kembali dan
unsur-sunsur lainnya untuk lingkungan yang kemudia digunakan untuk lingkungan.
Fungi berinteraksi dengan akar-akar, yang memungkinkan mereka untuk lebih
mereabsorbsi air dan mineral. Untuk beberapa tahun lamanya fungi telah
diklasifikasikan dalam kingdom plantae. Akan tetapi, tidak seperti tumbuhan, fungi
merupakan heterotrofik- tidak bisa untuk memproduksi makanan mereka sendiri.
Beberapa fungi hidup dengan bebas, dan sebagaian yang lainnya hidup sebagai
parasit. Seperti hewan, mereka menggunakan glycogen untuk menyimpan cadangan
energy mereka, dan dinding sel mereka terbentuk dari kitin, yang merupakan
substansi pembentuk kulit insekta.
B. Divisi Deuteromycota
Fungi dapat berkembang
di seluruh jenis lingkungan, secara khususnya ditempat yang lembab dan
tempat-tempat yang kurang cahaya, dengan elevasi 4000 m. Fungi terbagi ke dalam
empat filum, di dalam penambahan ke sebuah grup fungi disebut tidak sempurna
dikarenakan secara keseluruhan mereka tidak dapat bereproduksi secara seksual.
saat ini 15000 spesies fungi dimasukkan dalam kategori ini. akhir-akhir ini
analisis DNA telah mengklasifikasikan lagi fungi menjadi Deuteromycetes.
Deuteromycota, disebut juga sebagai fungi yang tidak sempurna
"imperfect fungi" dikarenakan reproduksi seksual mereka belum
diketahui. Diantaranya hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan atau manusia,
menyebabkan penyakit kurap atau mycosis pada kulit. Dan sebagaian lainnya
seperti Penicilium, yang memproduksi penicilin, dan Cyclospora, memiliki
manfaat yang besar dalam obat-obatan dan bernilai komersil. Pada
Deuteromycetes, Conidia merupakan spora yang sangat kecil yang berfungsi untuk
reproduksi seksual. mereka terkandung dalam struktur yang disebut
conidiophores.
C.
Karakteristik Jamur Deuteromycota
Jamur
Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Hifa
bersekat
2. Tubuh
berukuran mikroskopis
3. Bersifat multiseluler
4. Tidak
berklorofil
5. Eukariotik
6. Heterotrof
7. Dinding sel tersusun atas
zat kitin
8.
Tergolong kedalam fungi
imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya
dan manusia.
9.
Merupakan fingi yang tidak sempurna
karena tidak memiliki askus/ basidium.
10. Bersifat parasit pada ternak dan ada
yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan
11. Reproduksi aseksual dengan konidium
dan seksual belum diketahui
12. Hidup didaratan dan tempat lembab.
Tabel perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan
devisi jamur lainnya
ZIGOMYCOTA
|
ASCOMICOTA
|
BASIDIOMYCOTA
|
DEUTEROMYCOTA
|
|
Alat reproduksi generatif/seksual
|
Zigospora
|
Ascospora
|
Basidospora
|
Tidak ada
|
Penghasil spora generative
|
Peleburan hifa yang berbeda muatan
|
Askus
|
Basidium
|
Tidak ada
|
Jumlah spora generative
|
1 buah
|
8 buah
|
4 buah
|
Tidak ada
|
Alat reproduksi vegetatif/aseksual
|
Sporangiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Penghasil alat reproduksi aseksual
|
Sporangium
|
Konidium
|
Konidium
|
Konidium
|
Badan buah
|
Tidak ada
|
Askokarp
|
Basidiokarp
|
Tidak ada
|
Hifa
|
Senositik/ tak bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Contoh
|
· Rhyzopus
oryzae
· Rhyzopus
stolonifer
· Mucor
mucedo
· Pilobolus
sp
|
· Penicillium
notatum
· Aspergillus
wentii
· Aspergillus
flavus
· Neurospora
crassa
· Saccharomyces
cereviceae
|
· Volvariella
volvaceae
· Auricularia
polythrica
· Ganoderma
aplanatum
· Puccinia
gramminis
· Amanita
muscaria
· Pleurotes
sp
|
· Epidermophyton
floococcum
· Candida
albicans
|
D. Klasifikasi
Jamur Deuteromycota
Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya
tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel
banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme
bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis
tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu,
namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan
membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu
atau bersel banyak.
Klasifikasi Deutromycetes sangat
rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai
kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah
diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk
askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora
dikelompokkan kedalam Basidiomycota.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi
konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini dikelompokkan kedalam tiga
kelas yaitu:
1.
Blastomycetes
Thalus blastomycetes mirip khamir
dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida sp,Ccryptococus
sp dan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat
berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran
pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem
syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes
brasieliensi.
2.
Coelomycetes
Spora atau konidia dibentuk dalam
konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium. Terbagi menjadi dua
Ordo, yaitu:
a.
Ordo Sphaeropsidales
b.
Ordo Melanconiales
3. Hypomycetes
Hypomycetes tidak membentuk
konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus. Terbagi menjadi
dua ordo yaitu:
a.
Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi sebagai
cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo
Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium
sp, Hirsutella citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
1)
Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen
serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:
Cendawan berwarna putih, penyebaran
spora melalui air atau terbawa angin.
Menginfeksi serangga melalui
integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak
jaringan.
Cendawan tumbuh keluar dari tubuh
inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.
Apabilakeadaan tidak mendukung,
perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar
menembus integument.
2)
Metarhizium sp
Metarhizium termasuk golongan
pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:
Cendawan berwarna putih, penyebaran
spora melalui air atau terbawa angin.
Spora menginfeksi tubuh serangga
melalui integument/jaringan lunak.
Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia
dan merusak jaringan.
Cendawan berkembang membentuk hifa
putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora
untuk disebarkan.
b.
Ordo Agonomycetales
E.
Habitat dan Siklus Hidup
Duuteomycota
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik
dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan
perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit
pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan
pada kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila ,
yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan
oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti
, sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa
terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
F. Sistem
Reproduksi Jamur Deuteromycota
Jamur ini hanya diketahui cara
reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti
atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan
cara pembentukan konidia. Jamur
ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan
hifa khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu
peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak
diketahui hubungannya.
Jika suatu jamur deuteromycota ini
diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur
yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui
reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke
dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur
oncom).
Fase pembiakan secara vegetatif
pada Monilia sitophila ditemukan oleh Dodge (1927)
dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961).
Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan
Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora
crassa.
Perubahan
pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh
adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan
nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro
(almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan
penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan
reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan
ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora
sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang
diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus
sp, Candidasp, dan Penicillium sp Oleh ahli
mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp
menjadi Pichia sp dan Penicillium sp menjadi Talaromyces
sp. Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara
lain Chladosporium sp, Curvularia sp, Gleosporium
spdan Diploriasp. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida,
misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz.
G.
Peranan Jamur Deuteromycota
1.
Peranan yang Menguntungkan
v Jamur
menguntungkan dalam bidang pangan
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
b. Rhizopus oryzae , R.Olygosporus, dan R.Stolonifer, berguna dalam pembuatan
tempe
c. Neurospora
sitophila dan N. intermedia berpern dalam pembuatan oncom merah
d. Pleurotus
sp . (jamur tiram) sebagai bahan pangan
e. Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces ovale berguna dalam
pembuatan tape, alkhohol dan roti .
f. Saccharomyces
sake berguna dalam pembuatan sake
g. Aspergillus
oryzae berguna untuk melunakkan adonan roti
h. Aspergillus wentii berguna dalam pembuatan kecap , tauco, dan asam oksalat
i. Aspergillus
niger untuk fermentasi asam sitrat
j. Penicellium
camemberti untuk pembuatan keju
k.Penicellium
roqueforti untuk pembuatan keju
v Jamur
menguntungkan dalam bidang kedokteran
Jamur Kuping Hitam kering /
Auricularia polytricha. jamur kuping
berkhasiat membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh.Mengurangi
penyumbatan pada pembuluh darah,dan bagus sebagai anti oksidant penangkal radikal bebas,pencegah timbulnya kanker ,Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
v Jamur menguntungkan dalam bidang lingkungan
Bidang lingkungan Jamur dapat
membantu mengembalikan kesuburan tanah, sebagai organisme pengurai. Higroporus
dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer. Jamur yang mampu merombak
polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp.
Sedangkan jamur yang mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plasticizers
(senyawa lain penyusun plastik) yaitu jamur Aspergillus niger, A. Versicolor,
Cladosporium sp., Fusarium sp., Penicillium sp., Trichoderma sp., Verticillium
sp., dan khamir Zygosaccharomyces drosophilae,serta Saccharomyces cerevisiae. Hilangnya plasticizers menyebabkan lapisan
plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang Jamur
yang termasuk entomophagus dapat digunakan untuk mengendalikan hama,
contoh Metarhizium anisopliae dapat digunakan untuk mengendalikan kumbang
Rhinoceros dan belalang cokelat. Beauveria bassiana untuk mengendalikan kumbang
kentang Nomurea rilevi untuk mengendalikan lepidoptera. Paecylomyces lilacinus
dan Gliocladium roseum dapat digunakan untuk mengendalikan nematoda.
2.
Peranan Yang
Merugikan
a. Epidermophyton
floocosum, menyebabkan kutu air.
b. Epidermophytonmicrosporum, penyebab
penyakit kurap.
c. Melazasia
fur-fur, penyebab panu.
d. Altenaria sp, hidup pada tanaman kentang.
e. Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.
f. Trychophyton
tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
g. Sclerothium
rolfsie, menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
h. Helminthosporium
oryzae, menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.
i. Candida
albicans, menyebabkan infeksi pada vagina.
j. Chaclosporium sp, parasit pada buah-buahan dan sayuran
k. Diplodiasp parasit pada tanaman jagung
l. Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.
Albugo merupakan
parasit pada tanaman pertanian
Albugo merupakan parasit
pada tanaman pertanian Alternaria , penyebab busuk pada tanaman budidaya ,
tomat dan kentang . Fusarium , menyerang tanaman kubis , tomat , padi pisang
dll . Helminthosporium oryzae , merusak kecambah dan menyerang buah-buahan
sehingga menimbulkan noda-noda pada daun inang dan buah yang terserang berwarna
hitam.
Jamur
merugikan pada manusia
Jamur merugikan Pada Manusia
Aspergillus nidulans & Aspergillus niger menyebabkan penyakit pada telinga
(otomikosis). Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Deuteromycetes, menyebabkan penyakit kulit (dermatomikosis). Jamur penghasil
racun : Aspergillus flavus , penghasil racun oflaktoksin , Amanita phaloides,
penghasil racun falin, yang dapat merusak sel darah merah. Pneumonia carinii
menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia. Aspergillus Flavus
Ada pula Aspergillus parasit yang menimbulkan penyakit Aspergillosis yang
menyerang paru-paru terhadap manusia . Aspergillus Rumigatus adalah penyebab
infeksi saluran pernapasan manusia . Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit
panu pada kulit. Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada kurap , rambut dan
kuku. Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet .
Epidermophyton , Mikrosporium , & Trighophyton , ketiga jamur ini penyebab
penyakit kurap .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Deuteromycota adalah jamur yang berkembang
biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus
maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau
Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak
sempurna (jamur imperfeksi).
2. Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu
Hifa bersekat, Tubuh berukuran mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat
parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa
makanan dan Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
3. Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:
a. Blastomycetes
b. Coelomycetes
c. Hypomycetes
4. Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik
dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan
perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
5. Jamur ini hanya
diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi
imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota
yaitu dengan cara pembentukan konidia.
6. Deuteromycota mempunyai peranan yang
menguntungkan dan peranan yang merugikan.
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk itu saran
dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Birsyam, Inge L. 1992. Botani
Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.
Campbell, dkk.
2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Michael Levy, John
Rafferty, William L. Hosch, Kara Rogers, Rob Curley, David Hayes. . Plants, Algae,
and Fungi. Inggris: Britanica Illustrated Science Library., Inc
Tjitrosoepomo,
gembong.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. (Schizophyta.
Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah mada
university press.
Zubaidah, siti. 2000. Jamur. Malang
: Universitas negeri Malang.